Mitos Hoki/Keberuntungan

"ngga heran kalau dia sukses, hidupnya hoki.. sedangkan saya, apes melulu.. bisnis bukannya untung malah buntung"

Saya percaya hoki, bukan berarti saya tidak percaya kekuasaan Tuhan. Menurut saya, hoki itu adalah akibat dari pemikiran, perilaku, dan kebiasaan kita juga koq.

Misalnya, ada bibit padi super kita bagikan kepada 3 orang petani. Singkat cerita, 60 hari kemudian petani pertama datang berterima kasih, setelah mereka garap dengan sungguh-sungguh dengan pupuk dan pengairan yang cukup, dan mereka jaga dari hama, hasilnya luar biasa.

Petani kedua datang dengan mengeluh, bibit super tapi hasilnya kurang memuaskan. Setelah dianalisa ternyata kondisi sawah mereka kurang bagus. Mereka kesulitan menyediakan pupuk dan pengairan yang cukup untuk mengondisikan pertumbuhan bibit padi. Tak heran hasilnya jadi tak sempurna.

Petani ketiga datang marah-marah dan menuduh Anda telah menipu mereka. Mereka sama sekali tidak bisa memanen padi. Setelah diteliti lebih jauh ternyata mereka tanam di tempat yang tidak sesuai. Ada yang ditanam di atas tegel rumah, ada yang ditabur di batu, ada yang di sawah namun tidak diurus lagi. Akibatnya? Jelas, gagal panen.

Sama dengan hoki. Meskipun hokinya sangat besar, kalau kondisi yang dibutuhkan tidak terpenuhi, maka hoki atau potensi sukses itu akan mubazir sia-sia saja.

LUCK atau keberuntungan atau hoki adalah singkatan dari Labor Under Correct Knowledge, bekerja keras dengan pengetahuan yang benar. Hoki adalah pertemuan antara persiapan dan kesempatan.